Sebanyak 200 WNI bergabung ke ISIS di Suriah dan Irak

Sebanyak 200 WNI bergabung ke ISIS di Suriah dan Irak

Sedikitnya 200 warga Indonesia telah bergabung ke ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) baik yang ke Suriah maupun yang ke Irak. Perkiraan itu diperoleh dari pihak sumber di kepolisian Indonesia yang ditulis oleh koran Jepang Sankei, Minggu (28/9).

Sebanyak 200 WNI bergabung ke ISIS di Suriah dan Irak
Militan ISIS di Irak/Sankei

 

Pasukan kombat asing tergabung ke dalam organisasi teroris Jemaah Islamiyah (JI) di Asia Tenggara yang telah mendalangi pemboman Bali tahun 2002 diketahui telah direkrut dari berbagai negara dengan dalih “bantuan kemanusiaan” ke Irak dan ke Suriah termasuk rekrutan dari Indonesia.

“Otoritas keamanan semakin waspada dengan adanya pejuang seperti negara-negara Islam di lapangan yang telah dikonfirmasi sebagian,” tulis koran Sankei tersebut, seperti dkutip Tribunnews.com.

Menurut pejabat keamanan, dibawah payung JI mengklaim amal itu dengan memberi makan orang Indonesia, lewat Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) dilakukan pengiriman ke wilayah Suriah sebanyak beberapa lusin orang dengan dalih “tim bantuan kemanusiaan”.

Pengiriman telah dilakukan sejak 2012 sampai kini sedikitnya telah berlangsung 13 kali dari Indonesia ke Timur Tengah.

Dari jumlah ratusan tersebut, sebagian menghadapi pelatihan militer dan dilakukan pengiriman memasuki daerah yang dikontrol oleh negara-negara Islam, organisasi teroris Al-Qaeda dengan sistem internasionalnya. Lalu bergabung dalam pertempuran di Irak dan Suriah.

HASI kemungkinan telah mengumpulkan sumbangan beberapa puluh juta dolar AS di bawah bendera dan “dukungan Suriah”, langsung, dan lewat tunai untuk ekstremis pejabat tinggi di Suriah.

Menurut pejabat keamanan lain, hal ini juga terkait erat dengan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dengan pemimpin Abu Bakar Ba’ashir yang mendirikan Jemaah Islamiyah tahun 2008.

“Untuk keperluan ISIS, Abu Fida telah direkrut untuk menjadi pejuang pemuda setempat yang memegang kerinduan bagi negara-negara Islam,” tulis Sankei.

Berbasis di kota komersial Surabaya di Jawa timur, Abu Fida tersangka disapa para siswa untuk menghadiri pendidikan di asrama untuk mengajar ekstremisme di universitas dan di kota, khususnya di Lamongan Surabaya.

Pertengahan Agustus 2014 Detasemen 88 berhasil menangkap kelompok tersebut. Meskipun demikian kemajuan personel bagi ISIS tetap saja dilakukan oleh HASI, JAT dan JI. Penggalangan dana pun tetap saja terjadi hingga kini untuk pengiriman para personel tersebut ke Timur Tengah bergabung ke dalam tentara ISIS.

KOMENTAR SPAM DAN KOMENTAR YANG BERSIFAT MENYERANG PIHAK LAIN DAN/ATAU SARA, LANGSUNG KAMI HAPUS. TERIMA KASIH.