Kisah Brigadir Dewi, Polwan “Di situ kadang saya merasa sedih”

Belakangan ini beredar banyak meme Polwan bertuliskan “Di situ kadang saya merasa sedih”. Sosok Polwan yang jadi sasaran para ‘pendekar’ meme tersebut adalah Brigadir Dewi Sri Mulyani, yang sehari-hari bertugas di Unit Dikyasa Satlantas Polrestabes Bandung.

Brigadir Dewi Sri Mulyani.(TribunNews)
Brigadir Dewi Sri Mulyani.(TribunNews)

Wanita kelahiran Subang 16 Oktober 1982 ini tak menyangka ucapannya itu akan booming seperti sekarang. “Ya, tidak menyangka akan seperti ini,” katanya di Mapolrestabes Bandung pekan lalu sebagaimana dilansir TribunNews dan Merdeka.

“Di Situ Saya Merasa Sedih”
Lalu, kenapa foto-foto meme tersebut bertuliskan “Di situ saya merasa sedih”? Ternyata, kalimat tersebut pertama kali diucapkan oleh Dewi dalam tayangan teve bertema polisi di salah satu stasiun televisi swasta.

Saat itu, Dewi tengah diwawancara mengenai suka-dukanya menjadi polisi. Salah satu penggalan kalimatnya saat bertutur adalah “…di situ kadang saya merasa sedih.”

Info dari keponakan

Awasnya, Dewi tak mengetahui bahwa foto-foto rekayasa yang berniat lucu atau bercanda itu beredar. Namun, Dewi jadi mengetahui meme yang menjadi viral tersebut saat sang keponakan memperlihatkan sebuah display BBM menyertakan foto Dewi. Anak sulungnya pun mengetahui, bahwa foto sang ibu kini sudah menjadi viral di media massa.

Kini, Dewi dan kutipannya sudah menyebar. Ia mengaku tak mempermasalahkan wajahnya dalam meme polwan “Di situ saya merasa sedih” berseliweran di media sosial atau dijadikan display picture BBM. Namun, Dewi memiliki satu harapan.

“Silakan pakai DP BBM (dengan gambar wajah) saya. Tapi, jangan nampilin gambar dan tulisan yang aneh-aneh. Apalagi di situ saya mengenakan seragam polisi,” katanya.

Sebagai anggota Satlantas, Dewi ingin meme tentang ucapannya berisi tulisan pelesetan yang mendidik. “Misalnya, kalau kamu melanggar lalu lintas, di situ kadang saya merasa sedih,” ujarnya.

Dewi juga tak mau wajah dan ucapannya digambarkan dengan meme yang bernada negatif. “Saya sadar, ini sudah enggak terbendung dan sudah telanjur beredar luas. Itu hak asasi orang, untuk bebas berekspresi. Tapi masih ada normanya,” kata Dewi.
Apalagi, kata Dewi, ia juga punya keluarga dan anak-anak yang mengikuti perkembangan media sosial. “Kalau yang jelek-jelek, bagaimana rasanya. Saya, kan, polwan, juga seorang istri, punya suami dan anak,” ucap Dewi.

KOMENTAR SPAM DAN KOMENTAR YANG BERSIFAT MENYERANG PIHAK LAIN DAN/ATAU SARA, LANGSUNG KAMI HAPUS. TERIMA KASIH.