Daftar nama 16 WNI yang hilang dan diduga bergabung dengan ISIS di Turki

Kementerian Luar Negeri Indonesia saat ini menghadapi pekerjaan rumah yang berat, menyusul informasi ada 16 warga negara Indonesia (WNI) menghilang di Istanbul, Turki. Keberadaan mereka menjadi misterius lantaran Turki saat ini menjadi perlintasan bagi warga berbagai negara yang hendak bergabung dengan basis ISIS di Suriah.

Konsulat Jenderal RI di Istanbul, Turki, merilis 16 WNI yang hilang di negeri itu sewaktu berwisata, sedangkan  sejumlah rumor menyebutkan mereka kemungkinan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengingat Turki berbatasan dengan baik Irak maupun Suriah, dua negara yang bagian besar wilayahnya dikuasai ISIS.

Karena hilang di Turki yang berbatasan dengan Suriah dan Irak --dua negara yang bagian besar wilayahnya diduduki ISIS-- muncul rumor 16 WNI yang dilaporkan hilang di Turki tengah bergabung ke ISIS (ANTARA/REUTERS/Umit Bektas )
Karena hilang di Turki yang berbatasan dengan Suriah dan Irak –dua negara yang bagian besar wilayahnya diduduki ISIS– muncul rumor 16 WNI yang dilaporkan hilang di Turki tengah bergabung ke ISIS (ANTARA/REUTERS/Umit Bektas )

“Dari informasi yang diterima, kasus seperti ini bukan yang pertama kali terjadi, dan ditangani oleh Kepolisian Istanbul,” demikian keterangan tertulis KJRI Istanbul, Jumat sore. Namun hingga Sabtu malam, belum bisa dikonfirmasikan apakah mereka benar bergabung dengan ISIS atau tidak.

KJRI Istanbul juga menyebutkan bahwa ke-16 WNI itu sebagian besar berasal dari Surabaya, Jawa Timur, sedangkan sisanya enam orang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah.

Berikut ke-16 orang WIN hilang di Turki tersebut seperti dilansir Antara:

1. Utsman Mustofa Mahdamy asal Surakarta
2. Sakinah Syawie M. Tafsir asal Surakarta
3. Tsabitah Utsman Mahdamy asal Surabaya
4. Salim Muhamad Attamimi asal Surabaya
5. Fauzi Umar Salim asal Surakarta
6. Hafid Umar Babher asal Surakarta
7. Soraiyah Cholid asal Surabaya
8. Hamzah Hafid asal Surabaya
9. Utsman Hafid asal Surakarta
10. Atikah Hafid asal Surakarta
11. Jusman Ary asal Surabaya
12. Ulin Isnuri asal Surabaya
13. Humaira Hafshah asal Surabaya
14. Urayna Afra asal Surabaya
15. Aura Kordova asal Surabaya
16. Dayyan Akhtar asal Surabaya

Kronologi

Menurut Konsul Jenderal Indonesia di Istanbul, Abdullah Hariadi Kusumaningprang, awalnya, ke-16 WNI yang sebagian besar berasal dari Surabaya dan Solo itu datang ke Turki sebagai turis. Empat di antaranya diketahui merupakan warga Kelurahan Gajahan, Solo. Mereka terbang ke Istanbul melalui biro perjalanan Smailing Tour dan tiba di Istanbul pada Rabu (25/2/2015) lalu.

“Ceritanya ada serombongan turis tiba pada 25 Februari pagi waktu Istanbul, mendarat di Bandara Attaturk. Kemudian ada 16 orang yang minta izin untuk memisahkan diri karena kepetingan keluarga, [mereka bilang] kemudian bergabung akan lagi,” kata Abdullah Hariadi via telepon yang ditayangkan TV One, Sabtu (7/3/2015) sore.

Namun keesokan harinya, Kamis (26/2/2015), saat petugas biro perjalanan menelepon 16 orang ini, mereka mengatakan urusan keluarga belum selesai. Setelah itu, ketua rombongan tak bisa lagi melakukan kontak dengan 16 orang itu karena panggilan telepon tidak diangkat.

“Kemudian KJRI Istanbul melakukan koordinasi. Untuk memastikan mereka bergabung atau tidak [dengan rombongan biro perjalanan], pada Selasa (3/3/2015) malam, KJRI berada di Bandara Attaturk Istambul untuk memonitor batas akhir waktu check in pukul 23.30 malam. Mereka tidak ada.”

Tujuan rombongan tur wisata ini memang bukan hanya ke Istambul, melainkan ke kota-kota lain di Turki. Hingga saat ini memang belum ada keterangan pasti apakah hilangnya ke-16 orang ini terkait dengan militan ISIS atau tidak.

“Sejauh ini belum dapat konfirmasi, kemungkinan masih di Turki. Di antara mereka ada yang berusia 2,5 tahun tiga orang, ada anak-anak empat orang, remaja satu orang, yang dewasa delapan orang,” kata Abdullah Hariadi.

Daerah kekuasaan ISIS

Turki memang menjadi tempat masuknya orang-orang dari berbagai negara untuk mengakses daerah konflik di Suriah utara yang dikuasai ISIS. Mereka bisa masuk lewat Istanbul sebelum menuju Gaziantep, kota di tenggara Turki dekat perbatasan Suriah.

Kepala BIN, Marciano Norman, mengatakan penggunaan biro perjalanan menjadi modus baru bagi WNI untuk yang ingin bergabung dengan teroris di luar negeri.

“Kami sudah meminta bantuan kepada Kepolisian dan Badan Intelijen Turki untuk mencari 16 orang WNI ini, tetapi kami belum berani simpulkan apakah mereka bergabung dengan ISIS [Islamic State of Iraq Syria],” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/2) seperti dilansir.

Marciano Norman menuturkan modus serupa pernah digunakan oleh para terduga teroris untuk keluar dari Indonesia, dan bergabung dengan organisasi teroris internasional. Saat itu, pelaku banyak yang memanfaatkan jasa perjalanan umrah, dan penyaluran tenaga kerja Indonesia.

Menurutnya, BIN telah memiliki data tentang WNI yang bergabung dengan ISIS, dan akan terus diperbaharui melalui informasi yang masuk. Dengan begitu, pemerintah dapat mencegah perkembangan gerakan terorisme di dalam negeri. “Kami juga sudah mengetahui biro perjalanannya, dan kami akan terus dalami ini karena menjadi modus baru,” ujarnya.

KOMENTAR SPAM DAN KOMENTAR YANG BERSIFAT MENYERANG PIHAK LAIN DAN/ATAU SARA, LANGSUNG KAMI HAPUS. TERIMA KASIH.