Kisah lengkap dibunuhnya ‘Kim Kardashian’ di Pakistan demi kehormatan

Seorang model seksi di Pakistan, Qandeel Baloch, tewas di tangan kakaknya sendiri. Pembunuhan terhadap sosok yang disebut-sebut sebagai Kim Kardashian versi Pakistan ini dilakukan demi kehormatan keluarga. Begini kisah lengkapnya!

Untuk diketahui terlebih dahulu bahwa wanita montok yang akrab dipanggil Baloch itu memang sering tampil berani dan penuh kontroversial. Dirinya bahkan tidak takut mengunggah foto-fotonya yang seksi. Tak hanya itu, ia bahkan berpose sambil bersanding dengan ulama.

Menurut catatan kematian polisi yang diberitakan BBCNews, Minggu (17/07/2016), perempuan seksi  itu tewas tercekik. Adapun ‘pembunuhan demi kehormatan’ di Pakistan merupakan praktik lazim.

Orangtua Baloch mengatakan putrinya tewas dicekik anak laki-laki mereka pada Jumat malam 15 Juli lalu. Sebelumnya kakak beradik itu dilaporkan berargumen satu sama lain.

Orangtua mereka mengatakan tubuh putrinya tidak ditemukan hingga Sabtu pagi. Menurut Express Tribune, kedua orangtua model seksi itu ditahan.

Sempat pindah

Sebelum tewas, Baloch pindah dari Punjab ke Karachi karena ancaman keselamatannya.

“Saudara laki-lakinya meminta ia untuk menghentikan kegiatan model,” ujar sumber dari keluarga mereka.

Sumber itu juga mengatakan, Wasim Baloch kecewa dengan kelakuan saudara perempuannya yang dianggap mencemarkan nama baik keluarga. Ia juga kerap kali mengancam nyawa Baloch.

Sering foto seksi

“Kembaran Kim Kardashian” itu seperti yang dikutip dari akun Twitter-nya, memang nampak foto-fotonya yang begitu seksi dan menggoda iman. Ada yang mengatakan terinspirasi, ada pula yang menghujatnya.

Qandeel Baloch. (Twitter)
Qandeel Baloch. (Twitter)

Beberapa orang mengatakan kematiannya adalah “berita baik”. Bahkan ada yang memuja pembunuhnya. Namun, tak sedikit mengutuk perbuatan itu dan memberikan dukungan terhadap hak perempuan Pakistan.

Perempuan yang masih berusia 26 tahun itu terkenal di Pakistan pada 2014. Saat itu sebuah video memperlihatkan ia bergaya di kamera sambil mengatakan, “bagaimana tampangku?”

Unggahannya itu segera viral karena Baloch dengan percaya diri menampilkan diri sebagai perempuan.

Dalam sebuah wawancara terbaru, Baloch secara pahit mencela komunitas Pakistan yang sangat patriakis. Ia mendeskripsikan dirinya sebagai role model bagi kekuatan perempuan.

Kaum muda mengatakan Baloch adalah ikon budaya. Namun, tak sedikit yang mengancamnya di media sosial setelah Baloch mengunggah berbagai pose seksi.

Pengakuan Waseem

Waseem akhirnya ditangkap di Dera Ghazi Khan, Pakistan tengah, pada Sabtu 16 Juli 2016. Kepada polisi dia mengaku membius sebelum akhirnya mencekik korban hingga tak bernyawa.

“Ia tak sadar aku telah membunuhnya. Aku memberinya tablet lalu mencekiknya,” ujar Waseem.

Polisi mengatakan, pelaku melarikan diri setelah membunuh korban di area Karimabad, Multan, Sabtu dini hari. Waseem kabur dibantu dua rekannya yang masih buron.

Pemuda 25 tahun itu mengaku, ia melakukan tindakan kejam tersebut atas nama kehormatan. Seperti dikabarkan media Pakistan Dawn, Qandeel dianggap telah mencemarkan reputasi keluarga Baloch.

Baru-baru ini ia memicu kontroversi dengan memposting foto dirinya bersama seorang ulama.

“Aku tak malu atas perbuatanku. Kami adalah Baloch, dan Baloch tak bisa menoleransi ini,” ujarnya, merujuk pada video yang dibuat kakak perempuannya, terutama foto yang ia ambil bersama ulama, Mufti Abdul Qavi.

Qandeel Baloch, yang nama aslinya adalah Fouzia Azeem, dimakamkan pada Minggu pagi di kampung halaman keluarganya di dekat Dera Ghazi Khan, Provinsi Punjab.

Ada banyak pelayat yang hadir di sana. Mufti Qavi, yang mengaku telah memaafkan perbuatan almarhumah, memimpin upacara pemakaman.

Qandeel Baloch punya banyak pengikut di media sosial, 43 ribu di Twitter dan lebih dari 700 ribu di Facebook. Sejumlah postingannya memicu kontroversi di Pakistan. Qandeel tahu itu, namun ia tak lantas berhenti.

“Aku tak akan menyerah. Aku akan meraih apa yang kuinginkan dan tak ada satupun yang bisa menghentikanku,” kata dia dalam postingan Kamis lalu.

“Hidup memberiku pelajaran, bahkan sejak belia…Perjalananku dari seorang gadis menjadi PEREMPUAN YANG MANDIRI bukanlah mudah,” demikian bunyi postingannya pada 14 Juli 2016, dua hari sebelum kematiannya.

Di satu sisi, Qandeel Baloch dipuja kaum muda yang mengagumi pandangan liberalnya. Ia dianggap ikon budaya. Di sisi lain, perempuan itu kerap diserang di dunia maya.

KOMENTAR SPAM DAN KOMENTAR YANG BERSIFAT MENYERANG PIHAK LAIN DAN/ATAU SARA, LANGSUNG KAMI HAPUS. TERIMA KASIH.